headerphoto

Rules of Professional Surveyor

Oleh : Dimas Arvian Pandu Pratama

Ini adalah tulisan pertamaku untuk Statistics Corner tercinta, walaupun cuma sekedar share pengalaman, semoga bisa jadi manfaat tuk temen-temen pembaca... =]

Beberapa waktu lalu di pertengahan Nopember ini ku sempat berkelana selama empat hari di Madiun. Jangan bayangkan ku sedang travelling atau wisata kuliner men, cuz saat itu ku sedang menjadi surveyor suatu perusahaan riset pemasaran. Buanyak banget hal baru dan pengalaman seru sepanjang empat hari di kota brem itu. Those days inspire me to make this, dengan misi khusus berbagi beberapa tips seputar kegiatan survey tuk SC’s friends.

Kali ini aku akan bagi-bagi tips tentang what we have to do as a professional surveyor, check this out !!

Awalnya, Berpikir Kritis Dalam Menghitung Keuntungan

Yang pertama, sebelum mengambil opportunity job surveyor dari institusi / perusahaan terkait, pastikan benar-benar bahwa dalam kerjasama itu ada hubungan saling menguntungkan antara kita dan institusi . Maksudnya, penghasilan yang nanti kita dapatkan dapat menggantikan biaya yang kita keluarkan selama survey (karena biasanya uang jasa kita dibayarkan selepas survey), bahkan kalau bisa lebih. Biaya itu mencakup uang bensin kita, uang pulsa telepon, uang makan dan jajan, waktu yang dikorbankan,uang sewa penginapan (bila benar-benar dibutuhkan),dan sebagainya. Yang pasti, janganlah terlalu menuntut fee tinggi karena menjadi surveyor tidak termasuk macam pekerjaan yang dapat memproduksi uang lebih (hehe...). Dan yang dimaksud keuntungan bagi institusi yaitu kinerja kita yang baik dan hasil yang memuaskan, untuk hal ini pastinya hanya komitmen kita yang bisa menjawabnya.

Nah, setelah kita katakan setuju tuk bergabung, so nomor satukan komitmen kita tuk bekerja sungguh-sungguh dalam proyek survey ini, dan jangan sekali-sekali mengkuatirkan ‘duit’ lagi, cuz percayalah kontrak awal tidak akan ingkar janji. Berusahalah tuk mendapatkan data yang objektif dari responden, ingat-ingat bahwa secuil informasi dari responden adalah bahan terbaik tuk sebuah penelitian. Hindari tindakan memanipulasi data karena sangat fatal pengaruhnya terhadap penelitian terkait.

Penuhi Target

Berdasarkan pengalaman survey yang pernah kujalani, institusi terkait selalu memasang target jumlah responden yang harus dimintai data. Jumlah responden, yang bisa disebut dengan besar sampel penelitian, ini sangat mendukung keakuratan hasil penelitian nantinya. Jumlah ini sudah ditentukan sedemikian rupa oleh sang perancang riset dengan harapan dapat dihasilkan kesimpulan yang sedemikian rupa pula. Nah, bila target tidak terpenuhi sudah barang tentu kesimpulan yang nantinya dihasilkan tidak sesuai harapan, sayang banget kan kalau sampai terjadi, padahal kesimpulan yang dihasilkan nanti sangat membantu terciptanya kebijakan atau produk atau peraturan baru yang ujung –ujungnya pun juga untuk masyarakat.

Kerjasama Tim Sangat Dibutuhkan

Dalam proyek survey kita dituntut tuk bekerja dalam tim. Bukan hal yang aneh, pertama, dikarenakan target yang diminta seringkali berukuran besar, sangat tidak sebanding bila tenaga yang dipakai hanya seorang. Kedua, mengingat kemampuan setiap surveyor yang berbeda, tidak menutup kemungkinan salah satu atau beberapa rekan tim kita ada yang tidak sanggup menyelesaikan target di waktu-waktu terakhir, saat itulah rekan- rekan yang lain yang masih punya tenaga lebih turun membantu memenuhi target mereka.

Tuk tercipta tim yang solid sangat dibutuhkan komunikasi yang baik antar personal, dan usahakan tuk menjaga stabilitas emosi, jangan sampai muncul konflik internal dalam tim kita sepanjang masa survey walaupun hanya berskala kecil.

Sikap Terhadap Responden

Yang satu ini bukanlah hal yang bisa disepelekan, mengingat bahwa pekerjaan ini berhubungan dengan responden. Pertama, perkenalkan diri kita kepada calon responden seraya menjelaskan maksud kedatangan kita. Yakinkan mereka bahwa kita datang tidak tuk menawarkan barang, kerena berdasarkan pengalaman, masih banyak orang yang belum mengerti definisi dari survey itu sendiri, masih ada yang menyejajarkan surveyor dengan salesman, maka kita perlu menjelaskan lebih detail.

Selanjutnya perhatikan tanggapannya, apakah cenderung menolak atau menerima. Lanjutkan pembicaraan bila kita menerima sinyal-sinyal baik dari calon responden, namun jangan memaksa bila responden menolak karena dikuatirkan memicu terjadinya konflik atau bisa-bisa data yang diberikan kepada kita tidak sepenuhnya objektif dikarenakan terpengaruh emosi saat diwawancara, bila kita sanggup melanjutkan sampai tahap wawancara.

Bila calon responden bersedia dimintai data, ciptakanlah suasana wawancara yang hangat, dengan maksud mengurangi kejenuhan responden. Buatlah responden merasa benar-benar diperlukan dan punya andil besar dalam riset ini, ini merupakan bentuk penghargaan tuk responden. Usaha – usaha tersebut tak lain hanya untuk mendapatkan data – data yang objektif.

Well, semoga tips-tips di atas berguna bagi temen-temen pembaca, khususnya temen - temen yang punya minat besar dalam bidang statistika. Bagi para calon statistisi yang belum pernah terjun menjadi surveyor, buruan cobain aja deh tuk menjadi salah satu bagian dari salah satu metode pengumpulan data ini, dijamin seru dan dapat melatih intuisi statistika kita.

Tulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran temen – temen akan sangat membantu pembelajaran saya pribadi khususnya dan Statistics Corner pada umumnya.

SUKSES TUK KITA SEMUA !!!

<< Kembali

Pengalaman Survey Tugas Riset Operasional 1

Oleh: Arinda

"Ngapain sich orang ini,.Ngamati kita-kita sambil pegang bolpoint ma notebook gitu??? Kurang kerjaan ajah...."

Dulu sempat terbesit pertanyaan seperti itu di hati saya,
ketika itu saya ke surabaya menjenguk kakak, dan kemudian diajaknya ke toko sakinah..
Secara otomatis pula,.saya juga ngliatin orang itu lama sekali.
dan saya mikir,."Aneh. ."


Itu dulu..


Sekarang...
Baru saya rasakan,
Betapa gak enaknya, orang lagi sibuk- sibuknya survey antrian swalayan,
eeee....ada sorot mata gak menyenangkan yang ngliat sambil mengerutkan dahi,

hhhhhh....menyebalkan sekali orang-orang ini,
apalagi yang ngliat tu salah satunya adalah mbak satpam,
dikira kita mau maling mungkin ya,
celingak-celinguk gitu....

Salah kita juga mungkin ya gak pake ijin,
habisnya sebelumnya kita tu dah ijin,
tapi malah ditolak.
padahal kita sama sekali gak ngganggu kinerja mereka,

ternyata,
mengamati tu kerjaan yang membosankan juga ya,..
apalagi lingkungan sudah gak kondusif lagi,.
bahkan ada pelanggan yang sudah keluar dan lewat di depanku dan partnerku, sempat nyeletuk "Mau ngapain mbak???"

hhhhhh.....
pertanyaan yang gak ingin aku jawab banget de...
yah...
biar bete, tetep maksa senyum de,
biar muka gak makin tua ajah, he he he

baru aku sadari,
ternyata sikapku yang dulu2 itu mungkin ngebetein banget kali ya,
kena de, sekarang aku ngrasain hal yang sama.

yah..buat pengalaman ajah,
ntar kalau mau jadi surveyor ilegal,
pinter2 aja cari cara yang gak nyuri perhatian gitu...
biar gak disinisin ma satpamnya, he he he


<< Kembali


Berbagi Pengalaman

Dibawah ini merupakan pengalaman dari redaksi SC. Anda pun bisa juga membagikan pengalaman menarik anda saat mempelajari statistika dan mengenai seputar dunia perkuliahan . silakan email ke statistics_corner@yahoo.co.id

Pengalaman Belajar Statistika
Pengalaman Kuliah

Kresnayana Yahya, Konsultan Bisnis yang Setia Di Dunia Pendidikan

by Tika W

Mencari tahu sosok Drs Kresnayana Yahya MSc di internet bukanlah hal yang sulit. Cukup tuliskan nama Kresnayana di search engine, maka sederatan informasi tentang aktifitasnya di dalam dan luar negeri akan muncul. Namun siapa sangka Direktur Enciety Business Consult ini masih setia di dunia pendidikan sebagai Dosen Jurusan Statistika ITS.

Tak hanya menjabat sebagai Direktur Enciety Business Consult, pria kelahiran Jakarta ini juga tercatat sebagai Komisaris PT Petrokimia Gresik. Selain itu beliau ia juga merupakan Dewan Pembina LEAD Indonesia (salah satu program The Foundation of Sustainable Development atau Yayasan Pembangunan Berkelanjutan dari Inggris, Red). Tak hanya itu saja, berbagai posisi penting di beberapa organisasi didudukinya seperti Ketua Asosiasi Manager Indonesia Cabang Surabaya, Presiden Asosiasi Pemasaran Indonesia wilayah Jawa Timur, dan berbagai jabatan penting lain di bidang statistik, lingkungan, pemasaran hingga demokrasi.

Pria yang meraih gelar master di University of Wisconsin, Amerika Serikat ini dikenal aktif mengisi dialog interaktif di berbagai media massa seperti radio Suara Surabaya dan JTV. Tulisannya pun sering muncul di media cetak Harian Jawa Pos dan Kompas.

Bila menengok kolom komentar di blog pribadinya, http://kresnayana-yahya.blogspot.com, tampak begitu banyak yang mengagumi beliau.

Dengan kepopulerannya sebagai konsultan, Kresna tidak lantas meninggalkan profesinya sebagai dosen statistika. “Saya yakin mendidik manusia itu lebih penting daripada menghasilkan uang karena kalau kita bisa mendidik manusia maka hampir pasti manusia tersebut memiliki daya lebih untuk menghasilkan uang,” papar Kresna. ”Dan saya yakin bahwa ilmu itu hanya bisa berkembang kalau ada kampus, dunia aplikasi hanya digunakan sesaat saja. Oleh karena itu, untuk keperluan jangka panjang, kampus harus selalu jadi kekuatan,” lanjutnya.

Berawal dari imajinasi

Kesuksesan yang diraih Kresnayana saat ini berkat kepekaannya dalam menganalisis suatu permasalahan. Kemampuan menganalisis tersebut ternyata telah dimilikinya sejak kecil. Ketika masih kanak-kanak ia sering membayangkan di masa mendatang apakah suatu benda memiliki fungsi dan pernanan yang sama seperti sekarang. Ia pun seringkali membuat suatu perencanaan berkenaan dengan situasi di sekitarnya.

“Saya masih ingat, dulu saya sering bertanya pada ayah saya tentang future. Kemudian ayah saya bertanya kembali, kamu koq selalu bertanya yang akan datang sih?” kenang Kresna. Dari kebiasaannya membuat rencana di masa mendatang itulah kemudian Kresna memutuskan untuk melanjutkan studi S1-nya di Jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember dengan pilihan bidang Statistika.

Pada saat itu ITS memang belum memiliki jurusan statistika. Barulah pada tahun 1981 secara resmi didirikan D3 Statistika. Tahun 1983, sepulangnya dari Amerika, Kresnayana dan beberapa teman-temannya sepakat untuk memisahkan Statistika dari Matematika sehingga di tahun itu juga secara resmi ITS mendirikan S1 Statistika. Usahanya memisahkan Statistika dari Jurusan Matematika tak sia-sia. Di tahun yang sama ia menjadi Ketua Jurusan Statistika ITS.

Hingga kini pria yang dulu aktif dalam Senat Mahasiswa kini masih aktif mengajar di Jurusan Statistika walaupun kesibukannya memberi seminar di dalam dan luar negeri begitu banyak. Kesibukan dan kepopulerannya itu tak membuat beliau lupa dengan profesinya sebagai seorang pendidik.

<< Kembali

Tokoh Teladan

Dibawah ini tokoh-tokoh yang bisa kita jadikan sebagai teladan dalam kehidupan ini.

Tetapkan tujuanmu dengan jelas dan mantab

by Prasetyo W.Wijaya

Kalau ditanya, Apa tujuan anda kuliah?

Emmm….. apa ya?

Bingung mo jawab apa? Wah, gawat dunk! Berarti anda belum mempunyai tujuan yang jelas dan mantab. Bayangkan saja, anda mau pergi naik taksi kemudian pak sopirnya menanyakan tujuan anda. “mau kemana pak?”

Kalau anda bingung mo kemana, kira-kira nyampek nggak ?

Mau nyampek gimana, lha wong tujuannya aja masih bingung. Bisa jadi nanti sama pak sopirnya kita hanya diajak berputar-putar keliling kota menghabiskan argo. Kalau begitu yang kejadiannya apa yang akan terjadi?

Betul, anda akan kehilangan uang karena pemakaian argo yang tidak jelas, kehilangan banyak waktu karena menghabiskan kegiatan tanpa hasil yang pasti, kehilangan tenaga, pikiran dan yang lebih parah kita tidak sampai kemana-mana. Bisa jadi kita kembali ke tempat semula atau ke tempat yang kita tidak tahu keberadaannya.

Hal serupa akan terjadi jika anda tidak mempunyai tujuan yang jelas dan mantab saat kuliah. Hanya buang-buang uang, waktu, tenaga, pikiran dan tidak mendapatkan apa-apa.

Sekarang yang kamu butuhkan adalah tujuan yang jelas dan mantab. Tapi bagaimana caranya mengetahui kalau tujuan kita jelas dan mantab?

Ada 3 kriteria yang bisa mengkategorikan kita mempunyai tujuan yang jelas dan mantab.


1. Tujuan kita harus dirumuskan secara positif

Tujuan harus dirumuskan dengan kata-kata positif. Karena otak bawah sadar kita yang paling dalam tidak mengenal kata “tidak”.

Ketika orang mengatakan “tujuanku kuliah, supaya aku tidak nganggur”, yang terjadi malah jadi nganggur beneran. Karena otak bawah sadar kita tidak mengenal kata-kata tidak.

Contohnya gini, saya akan mengatakan “mulai sekarang tidak boleh membayangkan gajah!” apa yang terjadi, anda akan malah membayangkan gajah. Bentuknya yang besar, belalainya dll. Hal ini dikarenakan otak bawah sadar kita mencari memori yang berhubungan dengan gajah di otak kita. Karena itulah, saat kita memikirkan untuk tidak miskin

Harusnya kita mengatakan “tujuanku kuliah, supaya aku jadi manager BUMN” atau “tujuanku kuliah, supaya aku kaya”

Ingat, rumuskan tujuan kita dengan kata-kata positif


2. Tujuanmu harus spesifik

Tujuan harus spesifik, karena otak bawah sadar kita akan selalu mengejar tujuan dan tidak membantah bila tujuannya spesifik, jelas dan mantab.

Dalam beberapa artikel tentang berbagai macam tips, saya selalu menuliskan tujuan atau alasan atau big picture (gambaran besar) tidak lain karena, saya ingin memberikan tujuan yang spesifik kepada anda sekalian.

Kenapa saya meneliti tentang filosofi statistika, cara kerja statistika dengan 4 elemennya, karena saya ingin menunjukkan bahwa hal itulah yang akan menjadi tujuan spesifik kita mempelajari statistika.

Sekarang, mari kita tetapkan tujuan kita dengan sangat spesifik. Contohnya seperti ini. “tujuanku kuliah, karena aku ingin kerja di perusahaan multinational dengan gaji 10 juta perbulan dalam waktu 2 tahun setelah aku lulus.”

Tuch, spesifik banget bukan. Kalau masih bingung cara membuat spesifik, kita bisa menggunakan teknik 5W +1H (what, why, when, where, who, how). Tidak harus semua teknik yang kita gunakan, yang terpenting terdapat sesuatu yang ingin kita raih dan ada batas waktunya.

Kita juga bisa membuat tujuan mengenai minat kita dalam mendalami statistika. Apakah kita ingin mendalami statistika industri atau komputasi atau sosial atau bisnis. Itu harus spesifik. Kalau bisa tujuan itu harus kita tentukan pada saat awal-awal kita kuliah.


3. Tujuanmu harus tertulis

Ketika menulis goal, tanpa sadar kita sudah menuangkan impian yang kabur menjadi kenyataan. Dan kita telah mengaktifkan RAS (Recticular Active System) sistem yang terdapat di dalam otak kita. RAS ini berfungsi seperti detector rudal yang tugasnya mengejar target dan mengoreksi langkah kita bila salah arah sampai akhirnya rudal tersebut mengenai target.

Ada sebuah penelitian di Yale University, penelitian ini dilakukan pada tahun 1954. Yale University melakukan penelitian terhadap semua lulusan di tahun tersebut, siapa yang sudah mempunyai goal tertulis. Ternyata hanya 3 % yang mempunyai goal tertulis. 20 tahun kemudian, yaitu di tahun 1974, dilakukan penelitian ulang terhadap semua lulusan tahun 1954. hasilnya menarik sekali. Saat dibandingkan, ternyata total kekayaan yang dipunyai oleh lulusan yang punya goal tertulis jauh lebih besar daripada jumlah total kekayaan dari lulusan yang tidak mempunyai goal tertulis.

Sudahkah anda menulis tujuan anda?

Bagaimana cara menulisnya? Kita bisa menulis di buku harian kita, kita juga bisa menuliskannya di blog kita. Atau kita bisa membuat gambar atau diagram dari tujuan kita. Kemudian kita tempelkan di dinding kamar kita

Untuk mendapatkan manfaat terbaik dari tips ini, berhentilah membaca sekarang! Ambilah kertas dan bolpoin. Coba tulislah tujuan anda. Kerjakan dengan rileks dan senang hati. Tulis impian-impian anda dan batas waktunya.


Jangan Menyerah

Terakhir, janganlah menganggap tujuan yang kita tetapkan mustahil untuk diwujudkan. Karena saat kita sendiri mengganggap tujuan kita mustahil, hilang sudah kemungkinan untuk bisa mencapai tujuan itu. Karena akan membuat tindakan kita asal-asalan, bermalas-malasan, selalu ragu-ragu, tidak serius, penuh ketidaksungguhan, tidak bertenaga, tidak fokus.

Dengan demikian sudah jelas, hasilnya tidak akan memuaskan. Manusia cenderung melakukan tindakan sesuai keyakinannya. Maka dari itu, teguhkanlah keyakinanmu. Percayalah bahwa kamu pasti bisa mewujudkan tujuanmu. Jangan menyerah, maju terus pantang mundur.

“The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams”
- Benjamin Franklin -


Sumber :

Gunawan, Adi W. 2002. Born to be Genius, Gramedia Pustaka Tama, Jakarta

______________. 2003. Genius Learning Strategy, Gramedia Pustaka Tama, Jakarta

Madden, Thomas L. 2002. Fireup Learning, Gramedia Pustaka Tama, Jakarta

Setyono, Ariesandi. 2007. Mathemagics : cara jenius belajar matematika, Gramedia Pustaka Tama, Jakarta

Waringin, Tung Desam. 2005.Financial revolution. Gramedia Pustaka Tama. Jakarta.

<< Kembali

Mengidentifikasikan Masalah

by Prasetyo W.Wijaya

Tujuan dari langkah ini adalah mengetahui gambaran besar masalah yang sedang kita hadapi. langkah ini sangat penting, karena membantu kita untuk tetap fokus dalam masalah yang kita hadapi. Dengan tetap fokus, pikiran kita akan selalu tertuju dengan penyelesaian masalah. Segala macam hal yang berkaitan dengan masalah akan muncul dalam pikiran kita. Mulai dari berbagai macam teori, mulai dari faktor-faktor penyebabnya sampai dengan alternatif solusi. Informasi yang muncul ini akan membantu kita dalam mendesain metodologi kita.

Untuk mengetahui gambaran besarnya, kita harus mengetahui 3 hal, yaitu

1. Masalahnya apa?

Kita harus mengetahui, sebenarnya masalah yang kita hadapi itu masuk dalam ranah yang mana? Apakah masalah pendidikan, kesehatan, hukum, manajemen bisnis, sosial ataukah industri? Kita harus tahu dengan detail, karena masing-masing masalah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga perlu penanganan yang berbeda pula. Ibarat dokter, langkah pertama ini adalah diagnosa awal.

Karena hal inilah, kita sebagai statistikawan harus mengetahui berbagai cabang ilmu yang lain selain statistika. Kalau kita minat di statistika industri, kita minimal harus tahu filosofi dari industri. Kalau kita minat di statistika sosial, kita harus tahu beberapa poin pokok hubungan sosial masyarakat.

Jadi mempelajari metode statistika saja tidak cukup. Harus ditunjang dengan cabang ilmu yang lain juga. Tapi harus terlalu detail mempelajarinya, minimal filosofinya saja. Syukur-syukur bisa lebih mendalam

Setelah kita mengetahui ranah masalah yang kita hadapi, selanjutnya kita mencari tahu sebenarnya masalahnya mengenai apa? Apakah ingin membandingkan atau mengontrol proses atau memonitoring kinerja atau mencari hubungan atau meramal kondisi atau mengestimasi atau menemukan atau menggambarkan keadaan atau menilai performance atau mencoba hal yang baru.

Spesifikasi ini akan membantu kita dalam menentukan statistics tool yang akan kita gunakan nanti. Kita akan membahas panjang lebar tentang pemilihan statistics tools di artikel selanjutnya.

Jika ranah masalah dan jenis masalahnya mengenai hal apa sudah kita ketahui, kita lanjut dengan mengetahui latar belakang terjadinya masalah.

2. Latar Belakang masalah?

Mengetahui latar belakang terjadinya masalah akan membantu kita dalam merumuskan variabel di sub elemen yang kedua.

Latar belakang yang kita cari, cukup mengetahui asal usul terjadinya masalah secara detail.

Ingat, harus detail. Kalau tidak nanti tidak akan banyak membantu dalam proses mendesain metodologi kita. Kalau memungkinkan gambar diagram alurnya. Supaya kita lebih memahaminya.

Selain membantu kita dalam merumuskan variabel, mengetahui latar belakang juga membantu kita dalam memahami manfaat dari terpecahkannya masalah ini.

3. Manfaat jika masalah terselesaikan

Setelah mengetahui latar belakang terjadinya masalahnya, yang terakhir adalah mengetahui manfaat jika masalah ini terselesaikan. Selain itu kita juga harus tahu akibat jika masalah ini tidak kita selesaikan dengan segera.

Dengan mengetahui manfaatnya, kita jadi mengetahui tingkat kepentingan dari masalah yang kita hadapi. dan juga konsekwensi yang akan kita tanggung jika kita gagal menyelesaikan masalahnya.

Selesai sudah tahapan kita dalam mengidentifikasi masalah yang kita hadapi. langkah selanjutnya adalah merumuskan variabel-variabel yang terkait.

<< kembali

1st Element of statistics – Collecting Data

By Prasetyo W.Wijaya

Elemen pertama dari 4 elemen statistika adalah collecting data. Elemen ini adalah langkah statistika yang sangat penting. Di langkah awal ini, kita akan mendesain metodologi yang akan kita gunakan. Ibarat membangun rumah, elemen ini seperti pondasi. Kalau pondasinya tidak kuat, maka rumahnya akan cepat roboh.

Elemen collecting data terdiri dari 5 sub elemen, yaitu:

  1. Masalah – mengidentifikasi masalah
  2. Variabel – merumuskan variabel
  3. Statistics tool – merumuskan statistics tools
  4. Sampling – menentukan teknik sampling
  5. Pengumpulan data – mengumpulkan data variabel

Mengidentifikasi masalah saya taruh di awal sendiri, karena pengetahuan kita terhadap masalah yang kita hadapi sangat berpengaruh terhadap kualitas metodologi yang akan kita desain. Ingat filosofi statistika “ statistika itu ada untuk memecahkan masalah”.

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasikan variabel apa yang berhubungan dengan permasalahan yang kita hadapi. Setelah mendapatkan variabel kita baru menentukan statistics tools yang akan kita gunakan. Dalam menentukan statistics tools, kita tetap melihat permasalahan yang kita hadapi. Nanti kita akan membahasnya lebih lanjut mengenai hal ini.

Kemudian, kita menentukan teknik sampling untuk mengambil datanya. Dalam menentukan teknik samplingpun, kita masih melihat permasalahannya. Jadi kalau boleh saya katakan, tugas statistician paling berat adalah memahami permasalahan secara detail. Karena semua metode statistika yang kita gunakan, berpusat pada pemahaman kita terhadap permasalahan.

Setelah semuanya beres, masalah sudah dipahami, variabel sudah dirumuskan, statistics tools sudah ditentukan, teknik sampling sudah diputuskan. Barulah kita mengambil datanya.

Baiklah, artikel selanjutnya akan saya bahas satu persatu tentang sub elemen dari collecting data.

<< Kembali

Buku Tamu



ShoutMix chat widget

Ketahui cara kerjanya statistika

By Prasetyo W.Wijaya

Langkah kedua, setelah menemukan filosofi statistika adalah menemukan cara kerjanya. Cara kerja yang harus diketahui tidak perlu yang terlalu detail, cukup secara garis besarnya saja. Detailnya baru kita pelajari setelah kita mengetahui garis besarnya terlebih dahulu.

Mengetahui cara kerja statistika secara garis besar, Ibarat sebelum kita menuang air, kita telah menyediakan gelasnya terlebih dahulu. Jadi materi statistika yang akan kita pelajari bisa kita terserap sepenuhnya.

Selain menyediakan wadah, kita juga akan lebih fokus dan lebih mudah dalam mempelajarinya. Karena kita sudah mengetahui tujuan akhir dari pembelajaran kita.

Cara kerja Statistika

Cara kerja statistika sebenarnya tercermin dari definisi statistika. Definisi statistika bisa kita lihat dari berbagai kamus dan encyclopedia yang ada baik di perpustakaan atau di internet. Secara garis besar cara kerja statistika terbagi menjadi 4 tahap, yaitu:

  1. Collecting data, mencari data
  2. Managing data, mengorganisasi data
  3. Analyze data, menganalisa data
  4. Conclusion, mengambil kesimpulan

Tahapan-tahapan ini harus saling berkaitan satu sama lain. 4 tahap cara kerja statistika ini merupakan elemen dari statistika yang tidak boleh kita lupakan. Dari alasan ini, kita menyebutnya sebagai “4 elemen statistika”

Gambar 1. 4 elemen statistika

Setelah melakukan penelitian, 4 elemen ini dijabarkan lagi menjadi sub-sub elemen. Elemen collecting data terbagi menjadi 5 sub elemen, elemen managing data terbagi menjadi 2 sub elemen, elemen analyzing data terbagi menjadi 1 sub elemen dan yang terakhir elemen conclusion terbagi menjadi 2 sub elemen. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. 4 elemen statistika dengan sub elemen

Di artikel terpisah, kita akan mengenal lebih jauh mengenai ke 4 elemen berikut sub-sub elemennya.

Manfaat 4 elemen statistika

Selain sebagai wadah, mengetahui 4 elemen statistika akan memberikan kita banyak manfaat. Di antaranya :

1. Sebagai metode dalam mengerjakan skripsi atau tugas akhir.

Cara menggunakannya cukup dengan mengikuti urutan dari elemen yang ada. Pertama adalah mencari masalah yang akan kita pecahkan. Ingat filosofi statistika. “ada karena untuk memecahkan masalah”. Maka dari itu masalah masuk dalam elemen collecting. Selanjutnya kita tinggal mengikuti urutan elemen yang sudah kita ketahui.


2. Mengetahui bidang keahlian yang akan kita pelajari di statistika

Sub elemen statistika menggambarkan 10 bidang keahlian yang harus dipelajari untuk menjadi seorang statistikawan. Dengan mengetahuinya, kita bisa memikirkan dan membuat rencana kegiatan yang bisa mendukung pencapaian kita dalam 10 bidang ini.


3. Refleksi (evaluasi) tentang keahlian apa yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai.

Dalam berjalannya waktu, kita bisa mengevaluasi bidang keahlian yang sudah kita pelajari. Kalau hasil evaluasi menunjukkan kita belum mengusai 3 dari 10 bidang keahlian, maka kita perlu mengadakan modifikasi dari kegiatan yang telah kita rencanakan sebelumnya. Atau kita perlu memikirkan kegiatan lain yang perlu kita ikuti suapaya bidang yang kurang ini bisa kita kuasai sepenuhnya.

<< Kembali