headerphoto

Pilih "Kolam Besar" atau "Kolam Kecil"?

Dikutip dari www.karir.com

Ada yang bilang, perusahaan bisa diibaratkan sebagai kolam dan karyawan adalah ikannya. Asumsinya, makin besar ikan makin besar wewenang dan kekuasaannya. Dalam meniti karir, kita bisa memilih, mau jadi ikan besar di kolam kecil atau jadi ikan kecil di kolam besar. Atau mungkin jadi ikan besar di kolam besar dan kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Yang pasti setiap pilihan memiliki tuntutan dan konsekuensinya masing-masing. Sebelum Anda menentukan pilihan, mungkin telaah berikut ini bisa dijadikan pertimbangan:

Gengsi Ikut Terangkat

Bila Anda bekerja di perusahaan besar yang sudah sangat mapan, maka berita baiknya di mata “pasar” gengsi dan nilai Anda juga ikut terangkat. Anda bisa memperkenalkan jabatan Anda dengan percaya diri. Begitu juga dalam melakukan negosiasi dengan pihak luar (pemasok, mitra dll) bargaining power Anda juga otomatis lebih tinggi dibandingkan bila Anda bekerja di perusahaan kecil.

Anda juga bisa berharap, mungkin suatu hari nanti Anda akan dibajak oleh perusahaan lain, atau paling tidak, Anda tidak akan terlalu sulit mencari pekerjaan di tempat lain setelah keluar dari perusahaan tersebut. Sayangnya, gengsi ini kadang tidak sejalan dengan gaji Anda. Bisa jadi setelah Anda tengok kanan-kiri, Anda yang telah bekerja sekian tahun di perusahaan besar ternyata mendapat gaji jauh lebih kecil daripada teman Anda yang bekerja di perusahaan kecil dengan jabatan serupa. Bila ini menjadi masalah, boleh saja Anda menjajaki peluang menjadi ikan besar di kolam kecil. Cari saat yang tepat dan perusahaan yang tepat, coba melamar untuk posisi yang lebih tinggi dengan meminta gaji lebih tinggi.

Sistem dan Prosedur Yang Standar

Perusahaan-perusahaan besar yang mapan biasanya telah menerapkan sistem dan prosedur (sisdur) standar yang baku dan teruji. Yang positif dari hal ini adalah bahwa hak, kewajiban dan tugas-tugas masing-masing karyawan sudah jelas. Anda tinggal menjalani saja dan tidak dituntut untuk menciptakan sisdur baru yang perlu trial dan error lagi. Demikian pula paket kompensasi (gaji, tunjangan dan jaminan lainnya) biasanya sudah terstruktur dengan baik dan dibuat mengikuti ketetapan pemerintah. Bila ini adalah tempat bekerja Anda yang pertama, maka Anda bisa belajar mengenali sisdur di berbagai departemen secara garis besarnya.

Negatifnya, dalam hal ini kerapkali sulit untuk mempelopori suatu perubahan. Bila Anda adalah seorang yang sangat kreatif dan berani mengambil terobosan-terobosan baru, rasanya Anda tidak akan terlalu diakomodir di perusahaan semacam ini, kecuali Anda berada di posisi puncak.

Spesialisasi, Mutasi dan Promosi

Di perusahaan besar dengan jumlah karyawan yang mencapai ratusan atau mungkin ribuan, masing-masing karyawan biasanya lebih diarahkan untuk menjadi spesialis sebagai lawan dari menjadi “si serabutan” bila Anda bekerja di perusahaan kecil. Di perusahaan besar, Anda bisa menjadi sangat trampil di satu bidang tertentu setelah bekerja beberapa tahun. Sementara di perusahaan kecil, kadang Anda dituntut untuk menangani beberapa jenis pekerjaan sehingga Anda bisa trampil dalam beberapa bidang sekaligus, bila Anda memang mau belajar banyak hal.

Di perusahaan kecil, persaingan untuk mendapatkan promosi atau naik jabatan, relatif lebih mudah. Si good performer akan mudah terlihat, sehingga jalan untuk dipromosikan lebih lapang. Di perusahaan besar, lebih berat karena jumlah pesaing lebih banyak dan kadang juga sulit bagi Anda untuk bisa terlihat. Bisa jadi Anda sudah menelurkan banyak prestasi, tetapi tetap tidak terlihat oleh atasan-atasan Anda. Persaingan ketat biasanya berarti kecenderungan untuk terjadinya permainan politik di kantor juga meningkat, sehingga mungkin Anda sulit naik jabatan karena memang ada pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan Anda mendapatkan promosi. Banyak yang bilang, untuk menjadi ikan besar di kolam besar, kompetensi saja mungkin tidak cukup, tetapi dibutuhkan juga suatu kematangan berpolitik.

Di perusahaan besar, terbuka peluang untuk mutasi ke bagian lain, baik yang diinginkan atau tidak. Bila Anda tidak perform di suatu departemen, entah karena salah penempatan atau lainnya, Anda mungkin akan dipindahkan ke departemen lain yang lebih sesuai dengan kompetensi Anda. Atau bila karir Anda sudah mentok di departemen terentu karena bos Anda juga tidak bergeming di posisinya, padahal prestasi Anda diakui, maka mungkin masih terbuka peluang bagi Anda untuk dimutasi sekaligus promosi ke jenjang lebih tinggi di departemen lain. Sedangkan di perusahaan kecil, karena organisasinya memang sederhana, Anda tidak punya banyak pilihan.

Last but not least, tahukah Anda apa yang paling menggairahkan dengan menjadi ikan besar di kolam kecil? Tantangan untuk mengubah kolam kecil menjadi kolam besar! Jadi, pilihan mana yang lebih baik? Kolam besar atau kolam kecil? Cuma Anda sendiri yang bisa memutuskan berdasarkan analisis terhadap kondisi dan segala atribut yang Anda miliki saat ini...


<< Kembali

SC membagikan artikelnya secara berkala. So jangan sampai kelewatan, up date terus dengan artikel terbaru SC. Ayo berlangganan dengan memasukkan e-mail kamu di form disebelah kanan halaman web ini. Tidak dipungut biaya alias gratis.


     

Think Entrepreneur

By Rokhana*

"Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaumnya tidak berusaha untuk mengubahnya"

Pada saat masih mahasiswa, kita suka bermimpi mendapatkan penghasilan untuk menutup kebutuhan kuliah. Jalan keluarnya adalah bekerja atau membuka usaha sendiri. Membuka usaha, biasa dikenal dengan istilah entrepreneur atau kewirausahaan, bisa jadi salah satu alternatif yang menjanjikan selain bekerja.

Sebenarnya saat kita masih mahasiswa, berpeluang besar untuk menjadikan entrepreneur sebagai bagian dalam kehidupan nantinya. Karena kehidupan dikampus senantiasa menuntut mereka selalu berpikir realistis, kreatif dan inovatif terhadap setiap masalah yang dihadapi. Kebiasaan inilah yang dapat menjadi modal dasar untuk memulai usaha. Selain itu modal lain yang tak kalah pentingnya adalah tekad yang besar dan pantang menyerah.

Tidak sedikit mahasiswa yang ingin membuka usaha, namun masalah yang sering dihadapi adalah mereka masih kebingungan bagaimana memulainya. Sebenarnya tidak perlu membuka usaha yang wahh dengan modal yang besar. Untuk pemula, sebaiknya kita memulai dengan skala kecil terlebih dahulu. Usaha yang dibentuk bisa dijalankan sendiri atau bergabung dengan teman. Contohnya seperti menjual pulsa, membuka LBB, cuci sepeda motor dan lain-lain.

Ilmu yang kita dapat dari perkuliahan bisa juga kita gunakan untuk memulai bisnis. Contohnya, mahasiswa yang bergelut di bidang mesin bisa membuka bisnis service mesin dan yang bergelut dibidang elektro bisa membuka service elektronik. Nah, kalau bidang statistika. Kita bisa membuka bisnis analisis data, atau jasa survey.

Modal uang ? tidak perlu khawatir, kalau rencana bisnis kita bagus dan kreatif kita bisa bekerja sama dengan investor. Jadi jangan putus asa terlebih dahulu sebelum mulai.

Beberapa tips memulai usaha bagi seorang mahasiswa.
  1. Carilah sebanyak-banyaknya alasan yang mendorong untuk membuka bisnis. Misalnya ne ya, ingin menjadi pengusaha sukses, ingin membantu ortu, tidak ingin menggantungkan biaya kuliah ke ortu lagi, ingin punya rumah sebelum menikah. Wah banyak dech.
  2. Jangan mencari usaha yang cocok, tapi cobalah berusahlah mencocokkan diri dengan karakter usaha yang kita bangun.
  3. Bila masih mengalami kesulitan modal (finance), carilah usaha yang modalnya relatif sedikit atau sama sekali tidak memerlukan modal.
  4. Jangan jadikan persaingan sebagai alasan untuk tidak bertindak. Karena semakin banyak persaingan justru memacu kita untuk semakin kreatif. Selain itu, persaingan bisa kita jadikan kendali mutu dari produk dan pelayanan kita. Kalau ingin membuka bisnis tanpa persaingan, cobalah membuka bisnis di Bulan.
  5. Jujur dalam menjalankan usaha.
  6. Memperluas link atau jaringan. Karena kemungkinan salah satu dari jaringan tersebut adalah orang yang akan meminjami modal bisnis.
  7. Tidak sedikit dari para pebisnis yang sukses dan terinspirasi oleh kisah sukses dan keberhasilan seseorang. Carilah inspirasi bisnis dengan membaca riwayat atau otobiografi para pebisnis yang sukses, sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari kerasnya perjuangan serta ketekunan mereka dalam meraih kesuksesan. Sudah banyak buku kisah sukses di toko buku. Kamu juga bisa pinjem buku di perpustakaan. Atau kamu juga bisa browsing di internet, contohnya di wikipedia.
  8. Ketika asyik berbisnis jangan lupakan kuliah, Carilah bisnis yang tidak terlalu mengganggu jadwal kuliah atau jangan terlalu banyak mengambil SKS. Sehingga kamu bisa menjadwal waktumu dengan baik.
  9. Bergabunglah dengan komunitas entrepreneur. Selain memperluas wawasan kamu juga bisa memperluas jaringan.
  10. Jangan lupa berdo’a. Karena pada akhirnya yang di Atas lah yang menentukan keberhasilan kita.
Tugas akhir (TA) bisa juga kita jadikan prospek untuk membuka usaha atau mendapatkan uang ? seperti penelitian 2 mahasiswa Ph.D dari universitas Stanford, California. Larry Page dan Sergey Brin, tentang mesin pencari “Google”. Mereka menghipotesiskan bahwa sebuah mesin pencari yang menganalisa pereratan antara website dapat menghasilkan hasil yang lebih baik daripada teknik yang sudah ada. Hasilnya, saat ini Google memperoleh keuntungan periklanan sebesar $10.492 milyar dan hanya $112 juta pada pendapatan lisensi dan lainnya pada tahun 2006. Jadi rencanakan TA dengan baik. Siapa tau bisa mengikuti jejak para pendiri Google. Amin.

*Rokhana selain menjadi reporter SC juga menjabat sebagai Kepala Departemen Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Statistika ITS periode 2007-2008


<< Kembali      Menu

SC membagikan artikelnya secara berkala. So jangan sampai kelewatan, up date terus dengan artikel terbaru SC. Ayo berlangganan dengan memasukkan e-mail kamu di form disebelah kanan halaman web ini. Tidak dipungut biaya alias gratis.