headerphoto

Rules of Professional Surveyor

Oleh : Dimas Arvian Pandu Pratama

Ini adalah tulisan pertamaku untuk Statistics Corner tercinta, walaupun cuma sekedar share pengalaman, semoga bisa jadi manfaat tuk temen-temen pembaca... =]

Beberapa waktu lalu di pertengahan Nopember ini ku sempat berkelana selama empat hari di Madiun. Jangan bayangkan ku sedang travelling atau wisata kuliner men, cuz saat itu ku sedang menjadi surveyor suatu perusahaan riset pemasaran. Buanyak banget hal baru dan pengalaman seru sepanjang empat hari di kota brem itu. Those days inspire me to make this, dengan misi khusus berbagi beberapa tips seputar kegiatan survey tuk SC’s friends.

Kali ini aku akan bagi-bagi tips tentang what we have to do as a professional surveyor, check this out !!

Awalnya, Berpikir Kritis Dalam Menghitung Keuntungan

Yang pertama, sebelum mengambil opportunity job surveyor dari institusi / perusahaan terkait, pastikan benar-benar bahwa dalam kerjasama itu ada hubungan saling menguntungkan antara kita dan institusi . Maksudnya, penghasilan yang nanti kita dapatkan dapat menggantikan biaya yang kita keluarkan selama survey (karena biasanya uang jasa kita dibayarkan selepas survey), bahkan kalau bisa lebih. Biaya itu mencakup uang bensin kita, uang pulsa telepon, uang makan dan jajan, waktu yang dikorbankan,uang sewa penginapan (bila benar-benar dibutuhkan),dan sebagainya. Yang pasti, janganlah terlalu menuntut fee tinggi karena menjadi surveyor tidak termasuk macam pekerjaan yang dapat memproduksi uang lebih (hehe...). Dan yang dimaksud keuntungan bagi institusi yaitu kinerja kita yang baik dan hasil yang memuaskan, untuk hal ini pastinya hanya komitmen kita yang bisa menjawabnya.

Nah, setelah kita katakan setuju tuk bergabung, so nomor satukan komitmen kita tuk bekerja sungguh-sungguh dalam proyek survey ini, dan jangan sekali-sekali mengkuatirkan ‘duit’ lagi, cuz percayalah kontrak awal tidak akan ingkar janji. Berusahalah tuk mendapatkan data yang objektif dari responden, ingat-ingat bahwa secuil informasi dari responden adalah bahan terbaik tuk sebuah penelitian. Hindari tindakan memanipulasi data karena sangat fatal pengaruhnya terhadap penelitian terkait.

Penuhi Target

Berdasarkan pengalaman survey yang pernah kujalani, institusi terkait selalu memasang target jumlah responden yang harus dimintai data. Jumlah responden, yang bisa disebut dengan besar sampel penelitian, ini sangat mendukung keakuratan hasil penelitian nantinya. Jumlah ini sudah ditentukan sedemikian rupa oleh sang perancang riset dengan harapan dapat dihasilkan kesimpulan yang sedemikian rupa pula. Nah, bila target tidak terpenuhi sudah barang tentu kesimpulan yang nantinya dihasilkan tidak sesuai harapan, sayang banget kan kalau sampai terjadi, padahal kesimpulan yang dihasilkan nanti sangat membantu terciptanya kebijakan atau produk atau peraturan baru yang ujung –ujungnya pun juga untuk masyarakat.

Kerjasama Tim Sangat Dibutuhkan

Dalam proyek survey kita dituntut tuk bekerja dalam tim. Bukan hal yang aneh, pertama, dikarenakan target yang diminta seringkali berukuran besar, sangat tidak sebanding bila tenaga yang dipakai hanya seorang. Kedua, mengingat kemampuan setiap surveyor yang berbeda, tidak menutup kemungkinan salah satu atau beberapa rekan tim kita ada yang tidak sanggup menyelesaikan target di waktu-waktu terakhir, saat itulah rekan- rekan yang lain yang masih punya tenaga lebih turun membantu memenuhi target mereka.

Tuk tercipta tim yang solid sangat dibutuhkan komunikasi yang baik antar personal, dan usahakan tuk menjaga stabilitas emosi, jangan sampai muncul konflik internal dalam tim kita sepanjang masa survey walaupun hanya berskala kecil.

Sikap Terhadap Responden

Yang satu ini bukanlah hal yang bisa disepelekan, mengingat bahwa pekerjaan ini berhubungan dengan responden. Pertama, perkenalkan diri kita kepada calon responden seraya menjelaskan maksud kedatangan kita. Yakinkan mereka bahwa kita datang tidak tuk menawarkan barang, kerena berdasarkan pengalaman, masih banyak orang yang belum mengerti definisi dari survey itu sendiri, masih ada yang menyejajarkan surveyor dengan salesman, maka kita perlu menjelaskan lebih detail.

Selanjutnya perhatikan tanggapannya, apakah cenderung menolak atau menerima. Lanjutkan pembicaraan bila kita menerima sinyal-sinyal baik dari calon responden, namun jangan memaksa bila responden menolak karena dikuatirkan memicu terjadinya konflik atau bisa-bisa data yang diberikan kepada kita tidak sepenuhnya objektif dikarenakan terpengaruh emosi saat diwawancara, bila kita sanggup melanjutkan sampai tahap wawancara.

Bila calon responden bersedia dimintai data, ciptakanlah suasana wawancara yang hangat, dengan maksud mengurangi kejenuhan responden. Buatlah responden merasa benar-benar diperlukan dan punya andil besar dalam riset ini, ini merupakan bentuk penghargaan tuk responden. Usaha – usaha tersebut tak lain hanya untuk mendapatkan data – data yang objektif.

Well, semoga tips-tips di atas berguna bagi temen-temen pembaca, khususnya temen - temen yang punya minat besar dalam bidang statistika. Bagi para calon statistisi yang belum pernah terjun menjadi surveyor, buruan cobain aja deh tuk menjadi salah satu bagian dari salah satu metode pengumpulan data ini, dijamin seru dan dapat melatih intuisi statistika kita.

Tulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran temen – temen akan sangat membantu pembelajaran saya pribadi khususnya dan Statistics Corner pada umumnya.

SUKSES TUK KITA SEMUA !!!

<< Kembali

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wAh dimas emag bener tu..

aku dulu malah pertama kali survey harus ke blitar..tempat yang setengah asing bagiku, walau deket ma rumah tapi ya gitu..jarang maen-maen kesitu..

nah ni pas survey target 41, buat 5 hari wah aku sempat down mental..

tapi aku terbantu ma temen-temen surveyor laen,,
pesenku sbelum survey siapkan kondisi badan, uAng (khan bayaran terakhir terpaksa pake uang qta dulu,hehe) n liat ma siapa kamu kerja...
ow ya saat survey, menurutku pepatah ini perlu di pake
malu bertanya sesat dijalan,
udah tersesat gag dapet responden pula...hahhhahaa...

artikelku nt2 ya...masih bingung nulis apa..