Kalau cuma memecahkan masalah, kenapa kok statistika itu banyak rumus-rumusnya?? Da gitu rumusnya kok njlimet sekali?
Wah ini yang repot buat njawabnya …??
Ok deh, mari kita telusuri sekali lagi. Kita telusuri kembali bagaimana otak kita bekerja saat memecahkan masalah mo beli HP. Barang kali yang kelewatan. Oh ya, sempat kepikir nggak. Kenapa sih kok beli HP ributnya setengah mati? bukankah yang penting bisa motret ma bisa ndengerin lagu aja sudah cukup? Napa kok mendadak bingung?
Kalau saya sih, kenapa kok ribut wak tu beli HP ? Karena, HP yang bisa motret dan bisa ndengerin itu macamnya buanyak dan harganya sangat beragam. Jadinya bingung milih yang mana dan beli dimana?
Nah ketahuan sekarang, kenapa mo beli HP aja kok jadi masalah. Karena Type dan harga Hp sangat bervariasi jadinya bingung mo milih yang mana. Bagaimana dengan anda ? apakah anda mengalami hal yang sama ?
Bisa nggak kita menyimpulkan kalo masalah yang kita hadapi itu timbul karena adanya variasi ? coba kalo type dan harga HP sama ? apakah masih timbul masalah ? rasanya kok nggak ada masalah ya ? betul nggak ?
Bagaimana Pendapat anda ?
Sekarang mari kita lihat kembali tahapan saya waktu mau membeli HP,
- mencari tahu merek dan type HP yang bisa buat ndengerin musik ama bisa motret
- setelah itu mencari tahu berapa harganya di berbagai tabloid tentang HP
- setelah tahu saya ingat-ingat kalo perlu saya catat harganya
- kemudian saya pergi ke WTC untuk cros cek harga dengan yang ada di tabloid.
- setelah datanya lengkap saya akan membandingkan harga yang cocok untuk kantong saya dan type HP yang sesuai dengan selera saya
- setelah cocok maka saya akan membeli HP itu.
Di poin 4, saya memilih ke WTC untuk cros cek harga walaupun tempat jualan HP nggak di WTC aja. Pertanyaannya sekarang kenapa kok ke WTC ?
Memang tempat jualan HP nggak di WTC aja, ada plasa marina, ada Hi tech Mall, ada BG Junction. Wah buanyak deh. Belum counter HP di pinggir2 jalan. Tapi kenapa kok WTC ?
Jawabannya itu lebih ke masalah waktu, biaya dan tenaga. Karena cros cek harga di semua tempat jualan HP di Surabaya jelas akan membutuhkan waktu lebih lama, biaya transportasi lebih mahal dan tenaga yang dikeluarkanpun juga lebih besar dibandingkan jika hanya di WTC saja. Dan yang paling penting, saya menganggap kalo ke WTC itu sudah mewakili semua tempat jualan HP di Surabaya.
Jadi intinya saya mengambil sampel dari populasi tempat jualan HP di Surabaya. Dan saya menganggap bahwa sampel yang saya ambil ini mampu mewakili populasi tempat jualan HP di Surabaya.
Sekarang kita juga tahu bahwa otak kita dalam memecahkan masalah juga mempergunakan perkiraan untuk menghindari ketidak efektifan dalam hal waktu, biaya dan tenaga.
Waktu saya bercerita tentang temuan ini kepada rekan kerja saya, dia langsung menyimpulkan kalo statistika itu adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara kerja otak dalam memecahkan masalah. Ya, hal itu memang benar. “That the amazing of statistika”
Nah sekarang saya akan menjawab pertanyaan di atas,
“Kalau cuma memecahkan masalah, kenapa kok statistika itu banyak rumus-rumusnya?? Da gitu rumusnya kok njlimet sekali?”
karena data yang kita olah semakin buanyak dan masalah yang dipecahkan juga semakin buanyak dengan resiko yang semakin besar. Untuk itu perlu solusi yang jitu dengan error yang kecil. Itulah sebabnya statistika buanyak rumusnya. Untuk memperkecil peluang salah mengambil keputusan.
Yang menarik lagi, statistika ini dikembangkan dari ilmu peluang. Kita bisa memecahkan masalah hanya dengan mengolah data dari sampel yang kita ambil dari populasi. Karena keefektifan inilah, statistika menjadi ilmu yang sangat populer dan banyak digunakan diberbagai bidang. Mulai dari kedokteran, ekonomi, pendidikan, psikologi, industri, perbankkan, asuransi dan buanyak lagi.
So………, apakah anda tertarik mendalami statistika ?